Sabtu, 07 Juni 2014

Alat Musik Tradisional Bangka Belitung "REBANA"


Rebana Adalah Alat Musik Tradisional Bangka Belitung - Salah satu alat musik yang sering dimainkan oleh masyarakat Bangka Belitung adalah Rebana.
Alat Musik Rebana


Musik rebana mempunyai sejarah kemunculan pada masa penyebaran agama Islam oleh Sunan Kalijaga. Terutama dimainkan dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Karena perkembangan yang cukup menarik, kesenian ini digelar juga diluar acara Maulid Nabi, seperti dalam acara hajatan sunatan dan pernikahan. Alat rebananya sendiri berasal dari daerah Timur Tengah dan dipakai untuk acara kesenian. Kemudian alat musik ini semakin meluas perkembangannya hingga ke Indonesia. Pada musik gambus, kasidah dan hadroh adalah jenis kesenian yang sering menggunakan rebana.

Meskipun bukan lahir dari Indonesia, tetapi musik ini sangat bernilai harganya, terutama dalam mempelajari agama Islam. Selama ini, regenerasi musik rebana sangat minim. Bahkan cenderung tidak ada sama sekali, mengingat pemain musik ini lebih didominasi kalangan tua. Apalagi perkembangan musik sekarang terpengaruh budaya musik barat. Oleh sebab itu, Kita perlu melestarikan rebana yang semakin lama semakin punah. 

Penyebaran jenis kesenian tersebut merata dari pusat kota hingga ke pinggiran. Salah satunya Rebana yang juga bervariasi. Ada Rebana Biang, Rebana Burdah, Rebana Maukhid, Rebana Kasidah, Rebana Dor, Rebana Hadroh, Rebana Maulid, Rebana Ketimpring dll.

Keunikan musik rebana adalah hanya terdapat satu alat musik yaitu rebana yang dimainkan dengan cara dipukul secara langsung oleh tangan pemain tanpa menggunakan alat pemukul. Musik rebana dapat dimainkan oleh siapapun untuk mengiringi nyanyian dzikir, yang bertemakan pesan-pesan agama dan juga pesan-pesan sosial budaya.
 
Alat musik rebana terbuat dari kayu yang melingkar dengan diameter sekitar 20 sentimeter. Di atas kayu yang melingkar tersebut dibalut bentangan kulit kambing atau sapi yang terikat kencang. Cara memainkannya, alat musik ini ditepuk dan diketuk sesuai irama. Tentunya, harus menyesuaikan dengan irama dan nada dari alat musik lainnya sehingga terdengar alunan musik yang syahdu.

Saat ini khususnya, kebudayaan rebana di Kayuagung masih digunakan dalam acara-acara pernikahan,sunatan,akikah,dan acara-acara  lainnya. Kebanyakan para ibu-ibu lah yang bermain kesenian rebana ini. Tapi di sebagian daerah atau di kecamatan Kayuagung sendiri masih banyak ditemui kesenian rebana yang dimainkan anak-anak, yang mengikuti kegiatan mengaji dimasjid. Mereka tetap melestarikan kesenian rebana ini, kegiatan yang sering diadakan sore hari ini sangat mengisi kegiatan yang bermanfaat .

Kesenian rebana di Kayuagung  ini juga dikembangkan dengan cara mengadakan suatu perlombaan,perlombaan yang cukup besar, perlombaan yang diikuti hampir seluruh kecamatan di kabupaten OKI, perlombaan ini biasa diadakan di Kayuagung.Salah satu tujuan diadakannya kegiatan ini adalah untuk melestarikan kesenian rebana, alat musik yang tidak kalah uniknya dengan alat musik jaman sekarang. Peserta yang mengikuti perlombaan rebana ini cukup banyak. Perlombaan biasa dibagi menjadi dua bagian yaitu perlombaan yang khusus buat anak-anak dan para ibu-ibu .Peserta biasa terdiri kurang lebih 10 orang.

Dengan bentuk rebana yang beda ukuran, menghasilkan tabuhan bunyi yang berbeda-beda pula,  membuat tabuhan rebana menjadi sangat indah untuk didengar, ditambah dengan penampilan para peserta yang sangat menarik sehingga membuat kesenian rebana ini semakin tidak kalah saing dengan musik-musik modern saat ini. Perlombaan rebana di Kayuagung  ini bisa diadakan beberapa kali dalam setahun, sehingga orang-orang yang masih sangat suka bermain rebana bisa terus mengembangkan atau melestarikan kesenian rebana itu, menampilkan pertunjukkan dari sebuah alat musik rebana dengan lagu-lagu islami. Begitu juga dengan perlombaan bagi anak-anak, biasanya anak-anak yang mengikuti perlombaan rebana ini mulai dari umur 7 tahun sampai dengan 13 tahun, bahkan kadang perlombaan ini hanya khusus untuk rebana saja, tetapi ada juga yang mengadakan perlombaan islami untuk anak-anak TK-TPA khususnya,yaitu lomba seperti kaligrafi,cepat tepat islam, puisi islam ,membaca al-quran ,nasyid dan  rebana.

Kesenian alat musik rebana di Kayuagung ini memang belum berlomba sampai luar daerah Kayuagung atau tingkat yang lebih tinggi,tapi walaupun demikian ini tetap menjadi suatu kebanggan karena sudah dapat melestarikan dan tetap menggunakan alat musik rebana sebagai musik hiburan yang cukup populer di daerah Kayuagung. Membuat masyarakat tetap semangat bermain alat musik rebana, dengan berbagai perlombaan yang diadakan, baik untuk orang dewasa maupun anak-anak sekalipun. Dengan kepintaran memainkan alat musik rebana, yang menggunakan kelihaian tangan ini yang membuat alat musik rebana menjadi lebih indah didengar, seringkali perlombaan ini dimenangkan oleh kecamatan Kayuagung, walaupun tidak mendapat juara pertama, kecamatan Kayuagung bisa tetap mendapat juara, perwakilan kecamatan Kayuagung. Perwakilan daerah kecamatan Kayuagung ini, biasanya kumpulan dari ibu-ibu yang mengikuti kegiatan rebana.

Perlombaan semacam ini biasa diadakan di Masjid Agung Kayuagung yang biasa mengundang peserta hampir seluruh kecamatan yang ada di kabupaten OKI, ini melihatkan kita bahwa memang benar kesenian rebana di Kayuagung ini masih sangat terjaga ,baik dari masyarakatnya maupun dari pemerintahnya .

Selain dalam perlombaan, kesenian rebana di Kayuagung seringkali digunakan untuk acara-acara pernikahan, sunatan dan lain sebagainya. Biasa nya yang mengisi acara ini adalah anak-anak dari TK-TPA, karena mereka yang sering kali berlatih alat musik rebana mengisi kegiatan belajar mereka dimasjid, para anak-anak TK-TPA inilah yang sering diminta oleh pembuat acara untuk mengisi acara hiburan. Dari hal semacam ini kesenian rebana bisa terus dikenal, dari orang dewasa sampai para anak-anak, agar meraka tidak hanya mengenal musik-musik yang sudah sangat modern di jaman sekarang ini, dengan suara yang dihasilkan oeh listrik ataupun sebagainya.

Pelestarian alat musik rebana ini, yang merupakan salah satu alat musik tradisional Indonesia, akan terus berkembang jika kita sebagai masyarakat dan pemerintah melakukan upaya pelestarian alat musik tradisional. Dengan terus mengadakan perlombaan dan lain sebagainya ,kita akan tetap melestarikannya. Dan tidak hanya alat musik rebana yang perlu kita lestarikan  tetapi juga alat-alat musik tradisional Indonesian  lainnya  yang merupakan suatu kebanggaan Negara Indonesia didalam kesenian. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar