Museum Badau |
Dinamakan Museum Badau di
karenakan museum ini memang lokasinya berada di Kecamatan Badau, Tanjungpandan.
Kurang lebih 29 KM dari pusat Kota Belitung, Tanjungpandan. Museum ini dibangun
atas inisiatif dari pemerintah untuk menjaga dan melestarikan sejarah
peninggalan kerajaan yang dulu nya pernah berada di Kecamatan Badau.
Menurut sejarahnya di Pulau Belitung terdapat beberapa Kerajaan yang pernah berdiri, salah satu diantaranya yaitu Kerajaan Badau. Dalam buku sejarah Pulau Belitung yang disusun oleh DR. Osberger ( geologist, pendiri museum Belitung ), diceritakan bahwa pada abad ke XV, kerajaan Badau berdiri yang dipimpin seorang yang berasal dari Pulau Jawa dengan nama Ronggo Udo. Semasa beliau memimpin, beliau dikenal dengan gelar Datuk Mayang Gersik, dan beliau merupakan Raja Pertama Kerajaan Badau pada masa itu. Beberapa benda bukti sejarah peninggalan kerajaan Badau itulah yang menjadi isi dari bagian Museum Badau ini.
Menurut sejarahnya di Pulau Belitung terdapat beberapa Kerajaan yang pernah berdiri, salah satu diantaranya yaitu Kerajaan Badau. Dalam buku sejarah Pulau Belitung yang disusun oleh DR. Osberger ( geologist, pendiri museum Belitung ), diceritakan bahwa pada abad ke XV, kerajaan Badau berdiri yang dipimpin seorang yang berasal dari Pulau Jawa dengan nama Ronggo Udo. Semasa beliau memimpin, beliau dikenal dengan gelar Datuk Mayang Gersik, dan beliau merupakan Raja Pertama Kerajaan Badau pada masa itu. Beberapa benda bukti sejarah peninggalan kerajaan Badau itulah yang menjadi isi dari bagian Museum Badau ini.
Berbagai benda sejarah
peninggalan kerajaan Badau yang ada di Museum ini, antara lain terdapat
beberapa jenis Keris, Pedang, Gong, Kelinang, Garu Rasul / Kayu Gaharu dan
sepasang Tombak yang menjadi kebanggaan dari masyarakat Badau, yaitu Tombak
Berambu. sepasang tombak ini menurut juru kunci museum yang sekaligus keturunan
terakhir Raja Badau memiliki suatu keistimewaan, yaitu jika pada malam hari
sepasang tombak ini akan terbang bebas mengelilingi Kota Kecamatan Badau.
Menurut beliau sepasang tombak tersebut terbang menjaga kota Badau. Dengan
adanya keistimewaan Sepasang tombak ini, maka sepasang tombak ini diletakan
disebuah lemari kaca yang tidak dikunci sama sekali. Namun jangan pernah sekali
kali jika anda mengunjungi museum ini untuk berniat memegang ataupun mengambil
sepasang tombak ini, karena akan mendapatkan tulah dari benda tersebut.
Akses untuk menuju Museum ini
sangatlah mudah. Hal ini dikarenakan lokasi Museum yang terletak di pusat
Kecamatan Badau dan bangunan museum ini berada di pinggir jalan raya
Tanjungpandan-Belitung Timur. Dari pusat kota Tanjungpandan, Museum dapat
ditempuh dengan waktu ± 30 menit. kita bisa merental / menyewa mobil yang banyak
disewakan di hotel, maupun penginapan yang ada di kota Tanjungpandan. Dengan harga berkisar Rp. 350.000,- dengan
sopir, atau Rp .250.000,- tanpa sopir per 24 jam. Biaya masuk ke museum ini,
pengunjung akan dikenakan biaya Rp.2.000,-/ orang. Biaya masuk tersebut
digunakan untuk biaya perawatan Museum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar