Rumah Adat Mbaru Niang merupakan rumah tradisional
salah satu suku Manggarai yang mempunyai bentuk seperti topi kerucut
yang hanya dapat kita temui di desa Wae Rebo, pulau Flores Nusa Tenggara
Timur. Rumah ini sangat langka patut kita jaga, tinggal 7 unit saja, namun
memang disengaja harus cuman ada 7 doang, karena sesuai dengan kepercayaan dan adat tradisi leluhur mereka. Desa Wae Rebo
terletak ditas lembah dan di kelilingi pegunungan dengan hutan yang
sangat lebat dan cukup sangat terpencil jauh dari desa-desa lainnya,
desa tersebut terletak pada ketinggian 1100 m diatas permukaan air laut,
tentu hawanya cukup dingin.
Masyarakat Desa Wae Rebo merupakan masyarakat yang
taat kepada adat tradisi warisan leluhur mereka, hal ini terlihat dari
pola hidup dan semua aktivitas tidak banyak berubah, masih seperti pola
hidup leluhur mereka walau jaman telah maju. Salah satu contoh bentuk
dari kekuatan tradisi penduduk desa Wae Rebo adalah arsitektur rumah
tinggal mereka yang masih berbentuk sama dengan rumah nenek moyang
mereka, tanpa ada perubahan sedikitpun, rumah yang berbentuk kerucut dan
atapnya yang menjuntai sampai hampir menyentuh tanah terbuat dari daun
lontar dan lantai tidak menyentuh tanah, alias panggung.
Kontruksi bangunan rumah adat Mbaru Niang ini hanya menggunakan
sistem pasak dan pen lalu diikat dengan rotan sebagai penguat setiap
tulang fondasinya. Rumah adat Mbaru Niang ini merupakan bangunan terdiri
dari 5 lantai dengan bentuk mengerucut keatas.
Urutan dan fungsi dari tiap susunan lantai rumah adat Mabru Niang:
- Lutur atau tenda lantai dasar, digunakan sebagai tempat tinggal sang penghuni.
- Lobo berfungsi sebagai gudang tempat menyimpan bahan makanan dan barang.
- Lentar berfungsi untuk menyimpan benih tanaman untuk bercocok tanam.
- Lempa Rae berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan stok cadangan makanan yang berguna disaat paceklik atau gagal panen.
- Hekang Kode berfungsi sebagai tempat sesajen untuk para leluhur mereka.
Yang perlu anda ketahui dari desa Wae Rebo Flores NTT:
- Rumah Adat Flores Mbaru Niang Mendapatkan Penghargaan dari UNESCO sebagai salah satu cagar budaya dunia yang selalu terjaga dengan baik.
- Desa sangat terpencil hampir tidak semua perkampungan tetangga mengetahui keberadaannya karena lokasi yang sangat berjahuan.
- Banyak tourist atau wisatawan asing lebih dulu mengetahui dan lebih sering menyinggahinya dari pada wisatawan Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar