Bali, Sebuah tempat yang begitu indah alamnya dan begitu terasa
budayanya. Tidak salah jika Bali selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal
maupun mancanegara. Salah satu unsur kebudayaan yang sangat unik adalah
rumah adat bali. Keunikannya dapat membuat wisatawan nyaman berada di
rumah ini.
Rumah adat merupakan representasi dari kemajuan masyarakat dalam sebuah peradaban. Ada sejarah, filosofi, makna, dan fungsi yang mendalam dari setiap rumah adat. Rumah adat Bali dibangun dengan aturan Asta Kosala Kosali( aturan tata letak ruangan dan bangunan dalam Kitab Weda).
Rumah adat merupakan representasi dari kemajuan masyarakat dalam sebuah peradaban. Ada sejarah, filosofi, makna, dan fungsi yang mendalam dari setiap rumah adat. Rumah adat Bali dibangun dengan aturan Asta Kosala Kosali( aturan tata letak ruangan dan bangunan dalam Kitab Weda).
Filosofi yang terkandung adalah kedinamisan dalam hidup akan terwujud
jika terciptanya hubungan yang harmonis antara aspek pawongan,
palemahan, dan parahyangan. Oleh karena itu, pembangunan rumah adat
harus memenuhi aspek-aspek tersebut atau yang disebut Tri hita Karana.
Pawongan maksudnya adalah si penghuni rumah. palemahan maksudnya adalah harus tercipta hubungan baik antara penghuni dengan lingkungan.
Parahyangan berabri ada hubungannya dengan sang pencipta.
Gambaran umum dari arsitektur rumah Bali biasanya banyak dihiasi dengan
peralatan, ukiran, dan perwarnaan yang khas. Semua detail tersebut
memiliki makna yang tersimpan. Selain untuk mempercantik, biasanya
tambahan tersebut ditujukan untuk ritual tertentu. Jika dilihat dari sisi geografis, ada dua jenis rumah di bali yaitu
rumah adat yang berada di daerah dataran tinggi dan rumah adat di daerah
dataran rendah. Rumah yang berada di daerah dataran tinggi pada umumnya
berukuran kecil, dan memiliki jumlah ventilasi yang lebih sedikit, dan
beratap rendah. Ini dimaksudkan untuk menjaga suhu ruangan tetap hangat.
Selain itu pekarangan rumah juga lebih sempit disebabkan kontur tanah
yang tidak rata. Aktivitas sehari-hari seperti memasak, tidur, hingga
ritual keagamaan dilakukan didalam rumah.
Rumah adat bali
yang terletak di daerah dataran rendah pada umumny memilki ciri
sebaliknya, memiliki banyak ruang terbuka, beratap tinggi, dan
berpekarangan luas. Seperti bale daja untuk ruang tidur dan menerima
tamu penting, bale dauh untuk ruang tidur dan menerima tamu dari
kalangan biasa, bale dangin untuk upacara, dapur untuk memasak, njineng
untuk lumbung padi, dan tempat suci untuk pemujaan. Rumah keturunan
keluarga raja dan brahmana pekarangannya dibagi menjadi tiga bagian
yaitu njaba sisi (pekarangan depan), njaba tengah (pekarangan tengah)
dan njero (pekarangan untuk tempat tinggal).
Proses pembangunan dimulai dengan pengukuran tanah yang biasa disebut dengan nyikut karang.
Kemudian dilaksanakan caru pengerukan karang, adalah ritual persembahan
kurban & mohon izin untuk mendirikan rumah hampir sama seperti
meembangun rumah adat jawa. Upacara ritual dilakukan peletakan batu
pertama yang disebut nasarin, bertujuan untuk memohon kekuatan
pada bumi pertiwi agar nanti bangunan rumah menjadi kuat dan kokoh
serta pekerja atau tukang dilakukan upacara prayascita untuk memohon
bimbingan dan keselamatan dalam bekerja. Jika seluruh ritual sudah
dijalankan barulah pembangunan dimulai. Masyarakat Bali selalu memulai
dan mengakhiri suatu pembangunan dengan upacara atau ritual. Semua
ritual diatas pada intinya bertujuan memberi kharisma pada rumah yang
akan didirikan dan untuk menjaga keselarasan hubungan manusia dengan
Tuhannya, manusia dengan manusia, & manusia dengan lingkungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar